Persiapan Budidaya Jamur Tiram
Di habitatnya jamur tiram tumbuh di hutan di daerah pegunungan yang sejuk. Jamur tumbuh tumpuk menumpuk di permukaan batang pohon lapuk yang sudah lama ditebang. Karena itulah jamur tiram disebut pula jamur kayu.
Ini dia beberapa hal yang harus kalian perhatikan jika ingin membudidayakan jamur tiram ini menurut Trubus (2010). Beberapa hal itu adalah:
1. Lingkungan
Ada 3 faktor lingkungan yang perlu jadi pertimbangan bila membudidayakan si Putih ini yaitu kelembaban, suhu dan cahaya.
Kelembaban
Jamur tiram membutuhkan kelembaban tinggi sekitar 80-90%. Bila kelembaban dibawah 80% dan berlangsung beberapa hari maka tubuh buah akan mengalami kekeringan sehingga miselium sulit terbentuk, calon tubuh buah mengalami kekeringan dan mati serta ukuran tubuh buah kecil dan tipis.
Tapi, ada cara untuk mengatasinya yaitu, tingkatkan frekuensi penyiraman, siapkan kolam dangkal dibawah rak yang selalu berisi air dan jendela serta
pintu kumbung selalu dalam kondisi tertutup agar kelembapan tidak menurun.
Suhu
Suhu optimal untuk pertumbuhan jamur tiram berkisar 20-28 derajat.
Cahaya
Dengan habitat asli di hutan dibawah pepohonan maka kebutuhan sinar matahari tidak banyak, berkisar 1000-2000 fc atau 400 lux. Catatan penting, tanpa cahaya matahari, pembentukannya tidak maksimal.
2. Kumbung
Ketika membangun rumah jamur didataran rendah, maka semua bahan kumbung diharapkan mendukung lingkungan tumbuh jamur.
1. Tentukan Luas
Sebelum mendirikan kumbung, tentukan terlebih dahulu luas kumbung yang akan didirikan. Misal, untuk kumbung berkapasitas 10.000 baglog maka kumbung yang disiapkan berukuran 35-40 m2.
2. Atap
Bila lebar kumbung mencapai 8m, idealnya model kandang yang dipilih bertingkat alias piggy back. Untuk menurunkan suhu, hal lain yang harus dilakukan, membuat puncak atap lebih tinggi yakni 6-7 meter dengan tinggi dinding 3-4 meter.
Bahan konstruksi tiang umumnya menggunakan bambu atau kayu gelam. Jarak antar tiang berkisar 2 meter. Pilihlah bahan atap yang dapat menurunkan temperatur dalam kumbung. Hindari memilih bahan yang justru menyerap panas dan meneruskan kedalam sehingga suhu di dalam ikut panas.
Ini beberapa pilihan penggunaan atap:
a. Genteng
Daya tahan lama dan dapat menahan panas sehingga suhu di dalam kumbung lebih rendah. Kekurangannya, harganya lebih tinggi dan kondisi dalam ruangan lebih gelap.
b. Plastik
Biaya rendah, dan pemasangan yang mudah. Kekurangannya menyerap dan meneruskan panas sehingga tenperatur dalam kumbung tinggi.
c. Daun Rumbia
Memantulkan panas sehingga suhu di dalam kumbung lebih rendah. Kekurangannya daya tahannya singkat hanya bertahan selama 2 tahun.
3. Dinding
Berbagai bahan bisa digunakan sebagai dinding kumbung. Tentunya aspek ekonomi dan daya tahan perlu menjadi pertimbangan.
a. Anyaman bambu
Harga lebih murah dan mempunyai celah-celah sehingga udara bisa masuk. Kekurangannya cepet rusak dan lapuk. Pilihlah anyaman bambu yang mempunyai masa pakai yang lama.
b. Plastik
Harga murah tetapi mudah sobek dan udara panas bisa tertahan di dalam kumbung.
c. Jaring Net
Harga lebih rendah dan sirkulasi udara bagus.
4. Jendela
Bahan-bahan apapun yang dipilih, harus tetap dilengkapi beberapa ventilasi selebar 90 cm x 50 cm.
5. Lantai
Lantai kumbung bisa hanya berupa tanah karena bisa menghemat biaya. Namun, agar tidak becek lorong antar rak ditutup conblock. Bila ingin nyaman dan bersih, lantai ditutup dengan semen.
6. Rak
Rak idealnya bisa memuat sebanyak mungkin baglog untuk mengefisienkan ruang dalam kumbung. Agar mampu memuat banyak baglog maka rak dibuat bersusun. Bisa mencapai 5 susun, sesuai ketinggian kumbung.
Mudah-mudahan bermanfaat.